Kepala BSIP Banten Sampaikan Standar Budidaya Padi dalam Pertemuan Petani di Kab. Serang
Serang, 20/02/2024. Dalam rangka Demfarm Intensifikasi Padi Sawah 2024, dan Penerapan Budidaya Padi Teknologi Jarwo Super dengan VUB, Kepala BSIP Banten Dr. Ismatul Hidayah, SP, MP didaulat oleh Distan Provinsi Banten untuk menyampaikan materi Budidaya Padi Jarwo Super kepada petani calon penerima program yang berlangsung di BPP Tanara Kab. Serang.
Dalam acara pembukaan, Dadan Firdaus, SP, MP selaku perwakilan Pihak Dinas Pertanian Provinsi Banten menyampaikan bahwa program Denfarm Intensifikasi Padi Sawah akan dilaksanakan pada Poktan Karya Tani di Kec. Lebak Wangi seluas 10 ha, Poktan Taruna Jaya Kec. Lebak Wangi 10 ha, Poktan Talang Tani di Cerucuk Kec. Tanara 10 ha, dan Poktan Tunas Harapan 1 Kec. Kragilan 10 ha. Kegiatan ini akan dimulai di MT II dengan menggunakan benih Inpari 48. Selain itu, petani penerima program akan diberikan bantuan berupa pupuk NPK 50 kg/ha dan pupuk organik granule 300 kg/ha. Selain itu, ada penggunaan padi khusus. Partisipasi petani juga diharapkan dalam program ini untuk melengkapi kebutuhan pupuk dan obat-obatan yang diperlukan.
Pihak Distan Provinsi Banten mengharapkan melalui kegiatan ini dapat terwjud peningkatan produktivitas, dari existing misalnya 6-7 ton per ha menjadi 8-9 ton/ha sehingga bantuan yang diberikan memberikan dampak bagi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani.
Dalam penjelasannya kepada petani, Dr. Isma menyampaikan bahwa salah satu upaya untuk peningkatan produktivitas adalah peningkatan Indeks Pertanaman (IP). Untuk pelaksanaan IP400 maka Dr. Isma menyarankan penggunaan VUB dengan umur super genjah di bawah 100 hari karena untuk menyesuaikan dengan waktu tanam, IP400 berarti padi ditanam 4 kali dan panen 4 kali. Selain peningkatan IP, peningkatan produksi juga dapat dilakukan melalui perluasan tanam.
Dalam kesempatan ini, Dr. Isma menjelaskan pentingnya penerapan 12 komponen Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) Padi yaitu: 1) penggunaan VUB dan Bermutu, 2) pemberian bahan organik, akan mengembalikan sisa tanaman, kotoran hewan, pupuk hijau ke lahan sawah, 3) penggunaan pupuk hayati, 4) persemaian, 5) penyiapan lahan, 6) penanaman dengan sistem tanam Jajar Legowo 2:1 atau 4:1, 7) penyulaman, pengairan berselang (intermittent irrigation),, 9) penyiangan, 10) pemupukan berimbang, bisa menggunakan aplikasi KATAM (setiap wilayah sudah memiliki rekomendasi tertentu) atau penggunaan PUTS dan BWD, 11) pengendalian hama dan penyakit tanaman, penggunaan pestisida nabati, dan 12) panen dan pascapanen. Tentu saja dalam pelaksanaan PTT tersebut menerapkan penggunaan mekanisasi, yaitu dalam olah lahan dengan traktor, penggunaan transplanter untuk penanaman, dan combine harvester untuk panen.